Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya bekerjasama dengan Kadin Tasikmalaya mendorong Pelatihan ekspor khususnya produk-produk dari usaha mikro kecil menengah (UMKM), salah satunya berupa produk kopi produksi kelompok tani di wilayah Priangan dan Kelapa olahan..
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya mengatakan bahwa pengembangan UMKM berorientasi ekspor merupakan salah satu program strategis yang diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan mengurangi defisit transaksi berjalan.
"Kami melakukan sinergi bersama pemerintah daerah untuk pengembangan UMKM berorientasi ekspor yakni komoditas kopi dan dilakukan di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Pangandaran yang secara ekonomi sudah di programkan bpk Gubernur sebagai Daerah ekonomi Kawasan Khusus," kata wawan mewakili bpk Heru kep Bank Indonesia Tasikmalaya..
BI Tasikmalaya dan yayasan Pedek akan memberikan berbagai pembekalan selama 3 bulan kepada UMKM yang sudah mengikuti seleksi awal ujar Deni Yusnijar Ketua Pedek sekaligus ketua Kadin Tasikmalaya..
Selain mendorong UMKM kopi dan Gula binaan untuk meningkatkan kualitas produk sehingga dapat diterima dan diminati pasar global. itu, program lain yang diberikan kepada para petani tersebut antara lain adalah pelatihan untuk memulai ekspor, dan pemasaran digital, dalam upaya untuk merntis eksportir baru dan perdagangan digital global. "Selain itu juga ada pelatihan pencatatan informasi keuangan Usaha Mikro dan Kecil dan sosialisasi pembiayaan perbankan kepada UMKM," harapan saya kedepan ada semacam inkubasi UMKM oleh bank Indonesia yang "Pada akhirnya peran UMKM juga mampu meningkatkan kinerja ekspor nasional serta berperan dalam upaya mengurangi defisit transaksi berjalan ujar Teddy Ketua Kadin Pangandaran
Program Pengembangan Sektor Riil dan UMKM Melalui Pola Klaster
Dalam mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, Bank Indonesia antara lain bertugas mencapai dan menjaga tingkat inflasi yang stabil. Sumber tekanan inflasi dari sisi permintaan dapat dipengaruhi Bank Indonesia melalui kebijakan moneter. Sedangkan dari sisi penawaran yang berada diluar pengendalian Bank Indonesia, dilakukan program pemberdayaan sektor riil dan UMKM melalui pola klaster. Adapun sektor/komoditas yang dipilih antara lain didasarkan pada kriteria komoditas yang menjadi sumber tekanan inflasi. Dengan demikian fasilitasi dapat membantu meningkatkan pasokan, memperbaiki jalur distribusi serta mendukung penciptaan iklim usaha yang kondusif. Meskipun demikian, program juga juga dilakukan pada komoditas yang berorientasi ekspor atau komoditas unggulan wilayah.
Dalam implementasinya, melalui pendekatan klaster yang merupakan upaya untuk mengelompokkan industri inti yang saling berhubungan, baik industri pendukung dan terkait, jasa penunjang, infrastruktur ekonomi, penelitian, pelatihan, pendidikan, infrastruktur informasi, teknologi, sumber daya alam, serta lembaga terkait, diharapkan perusahaan atau industri terkait akan memperoleh manfaat sinergi dan efisiensi yang tinggi dibandingkan jika bekerja sendiri.
Fasilitasi yang dilakukan Bank Indonesia dalam bentuk bantuan teknis bagi 35 klaster di 18 Kantor Bank Indonesia (KBI). Komoditas yang didukung meliputi sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan serta industri pengolahan. Kriteria pemilihan klaster berdasarkan komoditas yang menjadi sumber tekanan inflasi maupun komoditas unggulan di masing-masing wilayah.
sumber Bi / Kp