Puluhan warga dengan khidmat berjalan beriringan dengan menyalakan lilin diiringi dengan sholawat menuju bukit Batu Hiu malam tadi (17/07) sekitar pukul 20.00 Wib, mereka berkumpul untuk berdoa mengenang dan mendoakan arwah korban bencana tsunami yang melanda Pangandaran 12 tahun silam.
Warga yang hadir mewakili dari mereka para pelaku wisata di Kabupaten Pangandaran baik dari sahabat wisata, pedagang, dan para insan media. Acara di buka dengan khidmat menguak kembali guna merefleksikan diri serta di lanjut doa bersama dan tausiah dari ustadz.
Sebagaimana di ketahui bencana tsunami Pangandaran sedikitnya telah merenggut korban sebanyak 665 korban jiwa, 65 hilang dan 9.299 lainya luka-luka menurut data dari WHO dan yang hingga kini masih terasa kesedihan itu.
Acara kali ini digelar secara lebih sederhana berbeda dengan tahun sebelumnya yang ada peragaan mitigasi bencana, pembacaan puisi dan aksi teatrikal, serta dihadiri oleh penjabat pemerintah daerah, kali ini hanya inisiatif warga yang menolak lupa akan kejadian yang memilukan tersebut, yang dimanfaatkan warga untuk sekedar mendoakan dan merefleksikan diri mereka.
Seperti di katakan warga ki Rangga Rineka Palwa bahwa rangkaian acara tersebut merupakan insiatif serentak dari warga dan para pedagang khususnya para pelaku wisata di Pangandaran dan para pedagang di kawasan Batu Hiu yang juga dahulu berdampak langsung terkena imbas bencana Tsunami, harapanya dengan momen tersebut dapat menjadi enteung atau refleksi diri kita agar selalu berperilaku baik dan bijak dengan alam.
by mypngandaran/seputarjabar