Ketua Kamar Dagang dan Industri KADIN Pangandaran Teddy Sonjaya yang juga membidangi program Sosial Kota Tanpa Kumuh KOTaku yaitu Bussiness Development Centre (BDC) mengadakan kerja sama pelatihan pengembangan potensi Usaha di Kabupaten Pangandaran dengan Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (HA IPB). Pelatihan Vokasional Pengembangan ekonomi lokal khusus Kopi Pangandaran,
Pengembangan ekonomi lokal menjadi prasyarat kunci untuk memperbaiki kondisi ketertinggalan dan ketimpangan penghidupan kelompok Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang umumnya dimanifestasikan oleh rendahnya kemampuan ekonomi dan akses mereka termasuk terhadap permukiman yang layak huni dan berkelanjutan. Secara umum kelompok MBR tersebut dapat bertahan hidup di kawasan permukiman kumuh dengan mengandalkan pada kegiatan usaha skala mikro dan pekerja rendahan/buruh.
Livelihood (penghidupan masyarakat) merupakan pendekatan dalam pemberdayaan ekonomi lokal yang dilakukan Program KOTAKU dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kualitas penghidupan MBR di kawasan permukiman kumuh.
Grand strategy pemberdayaan ekonomi lokal (economic empowerment) bagi MBR yang dikembangkan Program KOTAKU adalah mengintegrasikan kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat di level komunitas/kelurahan dengan level kabupaten/kota, Ujar Teddy
Pelatihan ini menghadirkan Ai Awang Hayati Alumnus Kehutanan IPB, owner Kopi Geulis, yang telah sukses menduniakan kopi Sumedang ke kancah internasional.
Pelatihan tersebut digelar di Pangandaran, 9-14 Desember 2019. Menurut Apip Gunawan, selaku tenaga ahli manajemen keuangan lifelyhood OCE 5 Jawa Barat, pelatihan ini merupakan bagian dari Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) guna meningkatkan taraf sosial ekonomi masyarakat di Pangandaran.
Menurutnya, kerja sama ini dinilai sangat positif mengingat IPB memiliki kapasitas dan integritas yang mendorong kemajuan sektor pertanian dalam arti luas. Khususnya di Pangandaran, Kopi menjadi sektor pertanian yang memiliki potensi yang besar. Hal ini ditandai dengan semakin luasnya perkebunan kopi, kemunculan merek-merek kopi lokal, hingga berdirinya kedai-kedai kopi premium.
“Perkebunan tersebut tersebar di Kecamatan Pangandaran, Sidamulih, Langkaplancar dan Cimerak. Dari luas lahan tersebut, tercatat menghasilkan sekitar 200-250 ton biji kopi (green beans) setiap musim panen,” kata dia seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Alumni IPB Kabupaten Pangandaran, Agus Teguh menyampaikan komitmen kuat alumni IPB untuk turut andil dalam pembangunan di Daerah, khususnya dalam pengembangan pertanian. “Ke depan Himpunan Alumni IPB Kabupaten Pangandaran akan bergerak lebih masif lagi sehingga dapat menjadi mitra pemerintah dalam memajukan pertanian,” ujarnya.
Dalam kesempatan perdana ini DPC HA IPB Pangandaran diamanahkan untuk menyelenggarakan dan mendampingi pengembangan kopi Pangandaran. “Kopi merupakan komoditas pertanian dunia yang menurut kami, Alumni IPB dalam hal ini menjadi mitra yang tepat untuk mengembangkan kopi Pangandaran. Dan tentunya tidak hanya kopi, ke depan kami siap dengan pembangunan pertanian dalam arti luas,” ujar Agus Teguh.
Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata dalam sambutannya memberikan respons yang sangat positif. Ia menyambut baik penyelenggaraan program pelatihan vokasional yang diselenggarakan oleh BDC bersama HA IPB Pangandaran. Menurutnya, sudah saatnya, Pangandaran sebagai kabupaten dengan visi destinasi wisata dunia ditunjang oleh sektor pertanian yang memadai, khususnya kopi, komoditas lokal yang memiliki daya tarik mendunia.
“Terima kasih BDC dan HA IPB Pangandaran. Sebuah program pelatihan vokasional yang membanggakan. Semoga program ini sukses dan berlanjut ke pendampingan, sehingga peserta bisa berhasil dan lebih berdaya,“ pungkas bupati Pangandaran.
Pada akhir pelatihan, salah satu peserta mengaku sangat puas dengan pelatihan vokasional yang diselenggarakan oleh BDC dan HA IPB Pangandaran. Menurutnya, pelatihan ini sangat berbeda dengan pelatihan lainya yang sifatnya hanya seremonial saja.
“Pelatihan ini sangat berbeda dengan pelatihan lainya, pelatihan ini nyata tidak seperti pelatihan lainya yang bersifat seremonial dan asal-asalan. Pelatihan in hebat. Terima kasih BDC dan HA IPB Pangandaran,” ungkap Eli Heryana, salah satu peserta Pelatihan Vokasional Kopi Pangandaran.
Sumber Republika