Bank Indonesia Tasikmalaya yang memiliki cakupan wilayah Priangan Timur yakni Pangandaran, Banjar, ciamis, Kota Tasik dan Kabupaten Tasikmalaya sedang gencar-gencarnya menyosialisasikan sistem pembayaran secara non-tunai alias digital. Apalagi semenjak adanya pandemi covid 19, metode pembayaran menggunakan plapon digital Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) ini akan membantu transaksi online maka disarankan untuk di pakai oleh pelaku UMKM.
Gubernur Kepala Bank Indonesia Tasikmalaya Darjana mengatakan saat ini pertumbuhan jumlah UMKM sangat signifikan di priangan timur sosialisasi sedang di gencarkan untuk itu kami Bank Indonesia mengajak Kamar Dagang Dan Industri KADIN untuk membantu mensosialisasikan program baik ini kepada UMKM di Prianganm, sejauh ini yang menggunakan metode pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) menunjukkan peningkatan.
manfaatnya pasti sangat besar untuk pelaku UMKM jika melakukan metode pembayaran melalui QRIS. "Pertama pelaku Usaha, bisa membangun kredit profile perusahanya jadi pada saat melakukan transaksi produknya menggunakan dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) akan tercapture transaksi kita," jelasnya.
Manfaat yang lain yaitu pelaku usaha bisa menerima pembayaran tanpa kontak langsung modelnya higenis karena tidak perlu lagi melakukan sentuhan langsung dengan uang-uang tunai apalagi sekarang sedang covid.
Manfaat Ketiga, pihak merchant yang menyediakan QRIS bisa mengetahui berbagai transaksi serta waktunya. "Dengan adanya Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) kita tidak perlu memberikan dan menyiapkan uang kembalian. Kalau biasanya kita selalu harus menyediakan uang kembalian, saat ini tidak perlu lagi," jelasnya.
Menggunakan aplikasi QRIS UMKM juga bisa mengikuti trend. Ia menyebutkan hal ini bisa sejalan dengan meningkatkan penjualan. Apalagi saat ini trend pembayaran menggunakan non-tunai sedang tinggi dilakukan oleh anak-anak milenial. "Anak-anak milenial saat ini sudah jarang yang membawa uang cash, jadi ketika ada merchant yang tidak menyediakan pembayaran non-tunai mereka bisa tidak jadi untuk berbelanja. Memang sudah saatnya sekarang pelaku UMKM bisa melakukan pembayaran QRIS ini," jelas dalam sesi diskusi Kepala Bank Indonesia mengharapkan potensi potensi yang berpeluang menghasilkan devisa terus di jaga di bina dan di kembangkan seperti komoditas kelapa Cocopit dari Pangandaran, kopi dan Batik Ecoprint dari Pangandaran juga sekitar Priangan seperti Bordir, bawang dari wilayah Tasik , domba dari Garut dan Pisang dari ciamis
Kadin Pangandaran memohon agar bank Indonesia mendorong terus progres pengembangn usaha unggulan di Pangandaran sekaligus memberikan ruang yang sangat luas seperti Pameran, Promosi, pelatihan, pengembangan produk Unggulan yang berpotensi. Ujar Teddy Sonjaya
Aplikasi Qris yang di gagas Bank Indonesia merupakan harapan dan terobosan yang sangat luar biasa buat UMKM khususnya di Pangandaran. Alhamdulillah kadin Pangandaran sejak 2016 terus memebrikan kegiatan ini dengan sponsor walau secara terbatas.
Mudah mudahan kedepan kami juga bisa mendorong pelaku umkm masuk ke ekosistem digital melalui kerja sama penyediaan layanan dan produk pendanaan perbankan dengan platform digital seperti e-commerce yang terhubung dengan aplikasi pembiayaan UMKM seperti QRIS dan yang lainya. tambahnya